Perilaku
disiplin ternyata sangat penting karena disiplin merupakan nilai moral yang
menjadi tolak ukur dalam menilai seseorang. Prinsip ini berlaku tidak hanya di
lingkungan sekolah, tapi juga di lingkungan masyarakat. Seperti halnya di SMA
Negeri 3 Sengkang Unggulan Kab.Wajo yang terkenal dengan kedisiplinannya dan
aturannya yang ketat. Pihak dari sekolah yang berpagar dinding tembok dengan
tinggi sekitar 3 meter ini menetapkan beberapa aturan yang wajib dipatuhi oleh
seluruh siswa. Siswa pun telah sepakat untuk mematuhi segala aturan yang ada di
sekolah tersebut ketika mendaftarkan diri menjadi siswa di sekolah yang
berlokasi di Jalan Cendana ini. Bahkan pada saat pembagian formulir, disertakan
lembaran yang berisi poin-poin tentang apa saja yang harus dilakukan dan apa saja yang haram dilakukan. Ada beberapa
aturan yang dikhususkan kepada siswa laki-laki, salah satu diantaranya yaitu
rambut siswa laki-laki harus berukuran 3.
Namun
faktanya sekarang, kedisiplinan masih berdampingan dengan pelanggaran. Bahkan
aturan tentang ukuran rambut tersebut masih menjadi pro dan kontra. “Mau tidak
mau saya sebagai siswa harus mengikuti aturan tersebut. Kenapa harus takut
botak. Itukan ciri khas sekolah kita.” tutur
salah satu siswa SMA 3 Sengkang yang tunduk pada aturan sekolah.
Tapi
ada saja yang melakukan pelanggaran. Seakan peraturan yang telah ditetapkan
tersebut dibuat untuk dilanggar. Sehingga tidak sedikit siswa yang berani
melanggar peraturan tersebut. Hal ini menyebabkan pihak sekolah mengambil
tindakan serius dengan melakukan pencukuran massal bagi siswa yang masih saja
tidak memahami salah satu poin aturan SMA unggulan di Kab. Wajo ini. Pencukuran
massal ini dilakukan semata-mata untuk membuat siswa yang melanggar menjadi
jera dan dapat menaati peraturan sekolah.
“Kalau
rambut panjang bagi laki-laki kan terkesan berandalan. Apalagi kalau gayanya
sudah macam-macam. Tidak mencerminkan anak sekolahan. Apa bedanya coba sama
supir angkot atau preman? Kan gagah kalau rambutnya rapi.” Ucap seorang siswi
yang memberikan komentarnya tentang fenomena ini.
Pencukuran
massal tidak dilakukan begitu saja, namun sebelumnya Pembina akan memberikan
peringatan kepada siswa untuk mencukur sendiri rambutnya ketika mulai banyak
siswa laki-laki yang ukuran rambutnya tidak sesuai aturan. Akan tetapi masih
ada saja siswa yang mengabaikan peringatan tersebut sehingga dilakukan
pencukuran massal dan rambutnya harus dicukur dengan ukuran 1 sehingga kulit
kepala mereka tampak terlihat jelas. Menurut siswa yang telah melanggar dan
telah mengikuti pencukuran massal yang dilakukan oleh pihak sekolah, ia merasa
tidak percaya diri. “Kalau di sekolah
sih, no problem. Tapi kalau sudah di luar sekolah, perasaan tidak percaya diri
itu selalu muncul.” tutur seorang
siswa yang enggan disebutkan namanya.
Namun, dibalik begitu banyaknya siswa yang ternyata
lebih memilih dibotak daripada mencukur rambutnya sesuai keinginan sendiri
tanpa dipaksa, tentu tetap ada siswa yang masih memiliki kesadaraan akan tata
tertib serta menaati peraturan tersebut. Bahkan banyak yang membuat kesimpulan
bahwa berambut pendek adalah salah satu identitas dari siswa laki-laki di SMA 3
Sengkang. Ini berarti kedisiplinan dan kerapian akan menjadi budaya yang akan
dijaga oleh seluruh siswa di sekolah unggulan ini.