“Dunia terasa berada dalam genggaman.”
Mungkin ungkapan seperti itulah yang tepat untuk menggambarkan fenomena
internet yang kini menjangkiti para kawula muda. Di jaman serba teknologi ini,
mungkin mulai sulit menemukan remaja dibagian perkotaan yang tidak tau
internet. Menjamurnya budaya menghabiskan waktu luang dengan berselancar di
dunia maya menyebabkan banyak waktu penting lainnya yang tersita oleh internet
tersebut. Mungkin dengan sekedar bermain game online atau yang sekarang paling
banyak diminati adalah mengunjungi situs-situs jejaring sosial. Hal ini menarik
perhatian Masayuki Watanabe yang menganggap internet dan pendidikan
adalah pasangan yang cocok.
“Saya ingin hidup di dunia dimana setiap orang
terlepas dari status ekonomi dan lokasi tempat tinggal, dapat mengakses materi
pendidikan dengan kualitas terbaik secara murah atau bahkan gratis. Dunia
dimana anak-anak di pelosok Nigeria dapat belajar matematika dari profesor
ternama di Inggris Raya. Dimana nelayan Uruguay dapat belajar teknologi
memancing terbaik dari guru di Cina.” Kutipan pidato Masa dalam acara Computex Taipei, salah
satu konvensi teknologi terbesar di Asia.
Pria yang telah mengunjungi lebih dari 30 negara ini
pun mendirikan sebuah perusahaan pendidikan yang berpusat di London yaitu
Quipper pada tahun 2010. Sebagai startup pendidikan (startup: perusahaan yang bergerak
di bidang teknologi informasi dan menggunakan media internet sebagai platformnya)
yang kini mulai populer di Indonesia, Quipper School menyediakan
dua layanan utama yaitu Quipper School Learn, dimana siswa bisa mengakses materi
pelajaran, menjawab soal, serta bisa juga mengirimkan pesan ke guru. Layanan yang
kedua yakni Quipper School Link, dimana guru dapat menyiapkan tugas, melihat
perkembangan siswa, mengirim pesan ke siswa, mengelola kelas, dan membuat kelas
online.
Ternyata
salah satu dari pembina SMA 3 Sengkang telah memperkenalkan layanan e-learning
gratis tersebut. Beliau adalah Ayahanda Nurdin M, S.Pd. Salah satu guru mata
pelajaran ekonomi yang terbilang sangat aktif memanfaatkan jaringan internet.
Bahkan peringkat juara kelas beserta nilai yang diperoleh oleh siswa pada kelas
perwaliannya di SMA 3 Sengkang diposting di blog miliknya. Sesuai dengan tujuan
dari CEO sekaligus pendiri Quipper, yaitu untuk
merevolusi cara orang belajar dan berbagi pengetahuan dengan memanfaatkan
internet mobile.
“Quipper
School Learn memungkinkan siswa menyelesaikan tugas-tugas khusus dari guru
mereka dan mengakses penuh pelajaran. Mereka juga dapat memisahkan semua
kekuatan dan kelemahan mereka ketika mengumpulkan reward (berupa koin) sebagai
pengakuan atas kemajuan mereka. Guru dan siswa juga bisa berkomunikasi secara
lancar antara perangkat melalui pesan pribadi dan pengumuman publik. Quipper
School Learn juga tersedia dalam aplikasi Android dan iOS. Sekolah Unggulan
harus seperti itu.” Begitu penuturan dari Ayahanda Nurdin yang diberi amanah
oleh Quipper School sebagai Distributor Wisdom dengan job Ambassador Quipper
School Indonesia.
Suasana sosialisasi Quipper School |
Walaupun siswa masih terkadang
bingung mengoperasikan layanan e-learning tersebut, namun bapak dan ibu guru tetap
memakai pembelajaran melalui teknologi digital ini, karena menganggapnya
sebagai hal baru yang bernilai positif dan efisien. Quipper School juga
menyediakan soal latihan Ujian Nasional. Materi yang tersedia yaitu matematika,
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan IPA untuk SMP kelas 9 dan ditambah IPS
untuk tingkat SMA kelas 12. Di SMA 3 Sengkang sendiri, sudah sekitar 5 guru
yang menerapkan layanan inklusif bagi guru dan siswa ini. Sekarang sudah
saatnya belajar tidak mengenal ruang dan waktu. Quipper School ini hadir dengan
sensasi ketagihan untuk belajar dengan cara yang lebih menyenangkan.
0 comments:
Post a Comment